Showing posts with label peraturan bank indonesia. Show all posts
Showing posts with label peraturan bank indonesia. Show all posts

Wednesday, September 18, 2013

KPR Bank Tak Boleh Cair Kalau Rumah Belum Jadi

KPR Bank Tak Boleh Cair Kalau Rumah Belum Jadi


Jakarta - Bank Indonesia (BI) kembali mengetatkan aturan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dikucurkan bank. Bank dilarang memberikan kredit jika rumah belum jadi atau masih indent.

Aturan tersebut berlaku khusus untuk KPR rumah ke dua dan berikutnya. Untuk KPR rumah pertama masih diperbolehkan namun dengan aturan khusus.

"Aturan khususnya itu KPR bank akan dicairkan bertahap sesuai dengan progres rumah tersebut. Jadi baru akan cair seluruhnya jika rumah tersebut sudah bisa ditempati. Ini aturan khusus untuk KPR rumah pertama," kata Direktur Eksekutif Direktorat Humas BI, Difi Johansyah kepada detikFinance, Rabu (18/9/2013).

Dijelaskan Difi, untuk rumah kedua dan seterusnya bank dilarang penuh memberikan kredit jika rumah masih berbentuk pondasi dan baru rencana pengembang saja. Hal ini semata-mata dilakukan untuk perlindungan kepada nasabah.

"Jadi itu mencegah spekulasi dari pengembang yang bisa merugikan nasabah. Antisipasi saja," kata Difi.

Kasus yang banyak terjadi, banyak pengembang meminta Down Payment (DP/Uang Muka) bahkan pencairan KPR terlebih dahulu padahal rumahnya belum jadi. Nah setelah ditunggu pengerjaannya ternyata batal dan uang nasabah tidak jelas dibawa kemana. Bahkan pengembang berpeluang memutar uang muka nasabah terlebih dahulu. 

"Kita menghindari yang seperti itu. Spekulan. Tapi untuk rumah pertama tidak. Pengucuran kredit beriringan dengan pendirian bangunannya, jadi dipantau bank," kata Difi lebih jauh.

Difi menambahkan aturan ini lengkapnya akan dikeluarkan pada pekan depan. "Untuk lebih jauhnya kita tunggu pekan depan aturan resminya," terangnya.
(dru/dnl) 

Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerryAndroidiOS &Windows PhoneInstall sekarang!

Bunga KPR Bakal Naik, Bagaimana Nasib Saham Properti Jakarta

Bank Indonesia kembali menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin menjadi 7,25 persen. Kenaikan BI Rate tersebut, akan diikuti kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah atau KPR.

Bagaimana pengaruhnya terhadap saham-saham sektor properti khususnya?

Menurut analis PT Indo Premier Securities, Ikhsan Binarto, saham-saham industri properti sebaiknya dihindari dulu untuk saat ini. Sebab, kenaikan suku bunga KPR bisa menjadi sentimen negatif. "Naiknya bunga KPR, membuat saham properti tidak menarik lagi," kata dia kepada VIVAnews, Rabu 18 September 2013. 

Selain kenaikan suku bunga KPR, tambah Ikhsan, aturan Bank Indonesia yang mengetatkan rasio pinjaman terhadap aset atau loan to value (LTV) bagi KPR kedua dan ketiga untuk rumah di atas 70 meter persegi pada September ini turut memberikan dampak buruk bagi sejumlah saham sektor properti. 

Dia melanjutkan, sisi teknis pun sudah memperlihatkan saham-saham properti masuk area overbought (jenuh beli).

"Kalau masih ingin koleksi saham properti, pilih yang ada rencana buyback (membeli kembali) sahamnya seperti saham PT Intiland Development Tbk," ujarnya yang lebih merekomendasikan saham-saham komoditas tambang dan agrobisnis.

Prediksi IHSG

Sementara itu, Ikhsan memperkirakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia pada transaksi hari ini kembali melemah. Pemicu penurunan IHSG, menurutnya, yakni pengurangan stimulus moneter (tapering quantitative easing ) Federal Reserve. "Meski tapering dilakukan bertahap, tetap saja memiliki sentimen negatif ke pasar kita," ujarnya.

Mengapa?

Sebab, kata Ikhsan, membaiknya ekonomi Amerika Serikat tersebut berpotensi mendorong terjadinya arus modal asing yang keluar (capital outflow) dari pasar finansial domestik ke sana. "Capital outflow akan terjadi, dan investor asing di BEI cukup terasa pengaruhnya," jelasnya.

Selain itu, dia menambahkan, pelaku pasar sepertinya lebih memilih menunggu hasil dari pertemuan bank sentral The Fed yang dimulai Rabu waktu setempat, daripada menanggung risiko. "IHSG juga sudah naik banyak dalam tiga hari terakhir," tutur Ikhsan.

Ikhsan memperkirakan, indeks harga saham pada hari ini akan bergerak di kisaran 1.444 hingga 1.475.

Seperti diketahui, IHSG Selasa 17 September 2013, ditutup turun 4,62 poin atau 0,11 persen ke level 4.517,62 dari tiga hari terakhir yang menguat. Kontribusi pelemahan IHSG ditopang sektor properti yang turun sebesar 1,38 persen, diikuti aneka industri yang melemah 1,24 persen dan consumer sebesar 0,75 persen. 

Sedangkan penahan indeks turun lebih jauh adalah sektor tambang yang naik 1,51 persen, diikuti agrobisnis dan industri dasar yang masing-masing menguat 0,74 persen dan 0,64 persen.

source : vivanews